Pada saat penugasan saya dengan misi PBB di Darfur (salah satu negara bagian di Sudan) selama hampir 2 tahun, Khartoum menjadi pintu masuk/keluar bagi staff internasional karena kita harus menggunakan pesawat PBB untuk masuk/keluar daerah penugasan. Pada saat inilah saya bisa mengeksplorasi kota ini diantara jadwal cuti dan tugas.
Khartoum adalah ibukota negara Sudan di benua Afrika. Kota ini unik karena terletak titik pertemuan antara dua sungai Nil, sungai Nil Biru (Blue Nile; الباقر الأزرق al-baḥr al-azraq ) dan Sungai Nil Putih (White Nile; النيل الأبيض an-nīl al-‘abyaḍ). Sungai Nil Biru mata airnya berasal dari Ethiopia (Lake Tana) dan Nil Putih (White Nile; النيل الأبيض) yang berasal dari Jinja di Uganda (sumber lain bilang dari sekitar danau victoria dimana ada 4 negara yang berbagi Kenya, Tanzania, Burundi, Rwanda dan Uganda). Kedua sungai ini bertemu di Khartoum kemudian bersatu sampai ke muaranya di Mesir. Titik pertemuan kedua sungai nil ini disebut Al-Mogran” (المقرن; “The Confluence). Khartoum sendiri merupakan ibukota dan juga kota terbesar di Sudan. Otomatis Khartoum juga menjadi pusat ekonomi bagi seluruh negara ini. Terletak di pertemuan sungai Nil, di sekeliling Khartoum juga menjadi lokasi yang subur untuk pertanian walaupun ia berada di gurun. Sejarah Khartoum sendiri cukup panjang, juga perjuangan bangsa Sudan untuk membebaskan diri dari kolonial Inggris. Sejarah tentang bagaimana pendudukan Khartoum ini juga sempat dibuat film yang dibintangi Charlton Heston.
Jalanan kota Khartoum sendiri biasanya cukup ramai dan macet. Sarana transportasi umum seperti bus, angkot (amjaj), Taksi sampai Tuk-tuk juga ada. Seperti kebanyakan transportasi umum di negara-negara Afrika, bus dan amjaj tidak punya jadwal teratur dan untuk naik Taksi juga harus pintar tawar menawar. Saya biasanya minta ditemani mahasiswa Indonesia di sana untuk bantu-bantu nawar-nawar buat transport juga buat ke pasar. nanti saya cerita sendiri tentang transport ini.
Oh ya di Khartoum banyak juga terdapat mahasiswa dan TKI. TKI Indonesia kebanyakan bekerja sebagai ART dan buruh, dan Mahasiswa kebanyakan mendapat beasiswa dan belajar Al Quran atau ilmu Islam dan dakwah di kampus-kampus seperti International African University, Umm Al Qura University. TKI jenis lain di Sudan ada juga yang bekerja di PBB, Perwakilan perusahaan Indonesia seperti Indofood, Pertamina juga LSM internasional.
Wisata Belanja
Khartoum lumayan modern, walaupun tidak seperti Jakarta saat ini mungkin seperti Jakarta tahun 80an. Pusat perdagangan di kota Khartoum sendiri ada di Souq Arobi, disini banyak di jual barang elektronik rumah tangga, komputer, handphone, pakaian dan ada blok sendiri yang khusus menjual emas. Pada dasarnya kita bisa mencari apa saja disini. Saya sendiri bolak-balik membeli iphone mulai dari 4s sampai 5s juga berbagai HP android terbaru seperti Sony, HTC, Samsung disini. Teman-teman kontingen Garuda Polisi (FPU) juga sering titip oleh-oleh “madu” yang punya khasiat khusus yang distributornya ada disini (cuma ini bisnis sampingan para mahasiswa Indonesia). Di seputaran souq ini juga banyak hotel-hotel kelas menangah dimana pebisnis bisa menginap. Di dekat daerah ini juga ada toko Apple versi lokal dengan kroaknya di kanan kiri
Tidak jauh dari situ ada sebuah mal Al Waha cuma isinya lebih banyak komputer dan beberapa kafe.
Dekat Souq Arobi juga berdiri Masjid Jami Al Kabir (the great mosque) masjidnya sendiri tidak terlalu besar tapi arsitekturnya khas dengan minaret bergaya mesir dan warna coklat, beberapa tiang-tiangnya masih berupa bata merah yang belum diplester. sama seperti masjid lainnya dalam mesjid ini bisa kita temui orang-orang yang shalat, tidur-tiduran, juga belajar.
Selain Al Waha, ada mall yang terbesar di Khartoum yaitu Afra Mall. Di mal ini saya biasa ke food court karena ada warung favorit kalau kita kesana yang menjual makanan asia ‘Asian Palace’. Tukang masaknya berasal dari Filipina. Saya sendiri paling sering pesan kare-kare, tapi lama-lama sering gak ada karena keterbatasan bahan baku (kare-kare ini buntut disiram saus kacang). di Afra Mall ada supermarket, toko-toko kelas atas, toko elektronik besar dan juga kafe dan restaurant di lantai dasar. Di lantai atas ada food court, bioskop, ice skating ring, bowling alley juga tempat permainan seperti timezone. Di lantai basement, ini yang terpenting ada ATM, juga toko-toko yang menjual souvenir, salah satunya juga jadi money changer gelap dan sering di razia juga 🙂
Selain di Souq Arobi, ada pusat perdagangan yang lebih besar seperti pasar induk kramat jati. semua barang grosiran ada disini. Di salah satu blok dari Pasar ini khusus menjual barang antik dan souvenir. barang-barang dari kulit, ukiran,batu akik, lukisan sampai binatang yang diawetkan. Nama tempatnya Omdurman yang terletak di seberang Khartoum. Disini biasa para anggota kontingen garuda yang mau pulang membeli oleh-oleh karena harganya yang miring. Saya sendiri sih agak malas kesana karena panas, walaupun beberapa kali pergi juga kesana. lebih praktis minta tolong mahasiswa untuk membelikan dan kita tinggal kasih tips buat mereka. Salah satu souvenir yang saya suka adalah ukiran di telur burung onta yang bisa kita pesan.
bersambung …
Leave a Reply