Cerita ini merupakan bagian pengalaman saya sewaktu melakukan surge mission ke Afghanistan tahun 2011. Cerita ini akan dbagi dalam beberapa bagian supaya tidak terlalu panjang.
Awal April 2011, tiba-tiba saya dikejutkan oleh telepon dari atasan saya di CISMU-UNDSS New York. “Koko, ada critical incident di Afghanistan, dari New York sudah merekomendasikan kamu untuk membantu UNAMA Staff Counseling Unit” Selang beberapa jam kemudian, kolega Saya dari UNAMA Counseling Unit menelpon menanyakan kesiapan saya untuk berangkat ke Afghanistan.
Bermula dari sebuah kejadian di bagian utara Aghanistan, di kota Mazar i Sharif, dimana UN Compund di kota itu diserang demonstrator yang memprotes pembakaran Qur’an oleh seorang pastor Terry Jones di Florida, Amerika Serikat. dampak dari kejadian ini 7 staff PBB (3 orang dari Eropa dan 4 Security Guard Gurkha) tewas. Yang lebih mengenaskan Dua orang dari Eropa ini dipenggal oleh para demonstran. (link berita)
Sesudah ijin dari manajemen UN di Jakarta, visa dan dokumen lain beres akhirnya saya berangkat tanggal 25 April jadi juga berangkat dengan rute Jakarta-Dubai dengan Emirates kemudian Dubai-Kabul dengan UN Flight. Ya UN Flight, UN punya pesawat sendiri untuk transportasi staff dari di terminal 1.
Flight cancelled
Saat check-in di counter emirates, bagasi diatur langsung sampai Kabul tetapi karena connectingnya dengan UN flight, counter gak bisa ngasih boarding pass Dubai-Kabul . but that’s Okay yang penting gak bawa-bawa koper pas di dubai airport. Sesudah menunggu di lounge lebih dari dua jam akhir nya boarding call terdengar juga untuk Emirates EK 359. Sesudah duduk manis, pramugari pun mulai menyajikan jus, dan handuk basah. Ada yang aneh nih pikir saya, kok lama sekali pesawatnya belum didorong. Somehing is wrong here, akhir nya ada annoncement dari captain bahwa ada technical issues, dan expect delay 30 menit, lalu pramugari mulai menyajikan snack. Sesudah 40 menit akhirnya pesawat jalan juga menuju runway, tapi kemudian berhenti lagi sebelum tiba di runway dan cukup lama, akhirnya sesudah 3 jam delay, pesawat dinyatakan tidak jadi terbang aka cancelled. Pagi itu bukan cuma masalah dengan pesawat, ground handlingnya pun lambat sekali merespon mulai dari bagasi yang lam, nasib penumpang apakah diinapkan di hotel atau dikasih uang taksi dan lain sebagainya. Akhirnya sebagian penumpang diinapkan di sultan hotel, tapi saya karena sudah cukup capek dan kesal, ambil bagasi langsung pulang lagi. Masalah lain ternyata muncul, bagaimana nasib UN flight, karena masih belum ada kabar, untungnya sekitar jam 12 siang dari Emirates telpon ada pesawat pengganti yang berangkat Selasa 26 April dini hari. sesudah dapat konfirmasi, langsung saya berkomunikasi dengan rekan di Kabul. Agak lama mendapat jawaban dari mereka tentang flight dari Dubai ke Kabul. Ternyata travel unit dan admin unit mereka dibagi 2, ada yang di Kabul dan di Kuwait.
Long story short, akhirnya saya pindah dari UN Flight ke Fly Dubai (sister airline Emirates). Sesudah itu penerbangan Jakarta – Dubai mulus tanpa hambatan. Oh ya, dalam extra flight ini saya bertemu teman baru Al, dari Medan yang akan bertugas di Public Information UNAMA.
Dubai Airport, bus mogok
Sesampainya di Dubai, Saya dan Al langsung lapor ke transfer desk, sesudah menunggu cukup lama akhirnya bis kecil DNATA datang untuk membawa kami pindah dari terminal 3 ke terminal 2 (LCCT untuk fly Dubai). jarak terminal 3 dan 2 cukup jauh karena terminal 2 letaknya lebih ke belakang lagi. Di tengah perjalanan, bis yang kami naiki mengalami kerusakan, jadilah kami menunggu di dalam bis ditengah teriknya matahari di timur tengah. Sesudah 20-30 menit akhirnya kami tiba juga di terminal 2. kalau bisa digambarkan terminal ini persis LCCT di Sepang Malaysia. Disini juga kami bertemu seorang Indonesia lagi yang akan menuju Kabul. Kenapa tahu dia dari Indonesia, karena beliau walaupun pake jas, tapi memakai blangkon, pemandangan yang tidak lazim di airport ini
On Board Fly Dubai
Saya cukup kagum begitu memasuki pesawat milik Fly Dubai. Pesawatnya cukup baru, dengan desain minimalis namun cukup nyaman. terdapat inflight entertainment di tiap kursi yang tentu saja untuk bisa mengaksesnya harus bayar :). Jarak antar kursi juga cukup lega dan untuk penerbangan Dubai-Kabul (DXB-KBL) ini mereka menggunakan B 737-800 NG seperti yang digunakan oleh Garuda. Fly Dubai ini melayani rute-rute di timur tengah, India, Bangladesh, Afrika bahkan sampai eropa timur. Dan ternyata 80% penumpang Fly Dubai hari ini adalah Staff UN yang baru kembali dari RnR maupun home leave.
Penerbangan menuju Kabul memakan waktu kira-kira hampir 3 jam. Saat mendekati Kabul, pemandangan cukup indah, pegunungan hindukush terbentang dengan puncak-puncaknya yang masih diselimuti salju. Bulan April ini, Afghanistan memasuki musim semi, sehingga cuaca masih cukup dingin tetapi matahari sudah bersinar dengan cerahnya. Mendekati Kabul, sedikit ada turbulensi, dan captain mengumumkan akan delay dari jadwal yang ditentukan karena alasan cuaca. Kita berputar-putar di atas Kabul lebih dari 1 jam. (ternyata sebenarnya ada cerita lain) . Akhirnya sesudah putaran terakhir captain mengumumkan kita akan segera landing dan semua penumpang diminta mengencangkan sabuk pengaman dan prosedur standar jika akan mendarat.
Sesudah mendarat, kita segera dijemput dengan bis menuju terminal kedatangan. terminal kedatangan ini sendiri adalah gedung terminal yang lama. Saya cukup takjub melihat ternyata aiport ini cukup hidup dengan beberapa penerbangan komersial melayani rute ke Kabul diantaranya; Fly Dubai, Ariana, KAM Air, Safi Airways, Air India, Pakistan International, Turkish, Air Arabia, Iran Aseman, Mahan Air, Gulf Air dan tentu saja UN Humanitarian Air Service (UNHAS dan UNAMA). Saat dibawa menuju ke terminal kedatangan, sebuah billboard terlihat selamat datang “Welcome to the Land of the Brave”. Langsung saya manggut-manggut gak semua orang berani datang kesini
Sesudah Imigrasi dan claim bagasi, saya bertemu seorang staf UNAMA yang menjemput. Dengan membawa bagasi kita berjalan keluar kompleks terminal dan menuju bangunan lain, UNAMA Terminal. Ya, UNAMA Flight punya terminal sendiri yang dijalankan oleh UN dan hanya diakses oleh personel UN. Dari sini kita naik ke Mobil yang sudah ditentukan tujuan akhirnya. Saya dan 2 orang lain akan menuju UNOCA compound sedangkan Al menuju Alpha compound. sementara rekan dari kedubes Indonesia sudah dijemput dengan kendaraan VIP langsung dari platform menuju kedutaan.
to be continued…..
Leave a Reply