Kalau mendengar nama Casablanca biasanya orang akan teringat film jadul Casablanca. Kalau orang Jakarta mungkin akan ingat jalan penghubung Jakarta Timur-Jakarta Pusat, melewati tebet, kuningan, Mal Ambassador dan sekitarnya. Juga yang sekarang lagi hits mall baru Kota Kasablanka.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang Kota Casablanca yang aslinya di Maroko (Morocco). Casablanka akan terus rutin saya kunjungi dan lewati karena dari sini saya bisa pulang ke Jakarta dengan waktu dan jadwal penerbangan terpendek dari tempat tugas saat ini.
Pesawat yang membawa saya dari Bamako tiba pagi itu sekitar jam 06.00 sesudah penerbangan selama 3 jam. Karena sedang ada wabah ebola di West Africa, di airport kami langsung disambut oleh tim medical screening dan counter Imigrasi pun dibuat mendekat dengan meja screening itu. Semua di scan temperatur tubuhnya dan wajib mengisi dokumen kesehatan.
Untungnya dengan menunjukkan paspor sakti berwarna biru, gak perlu isi dokumen tersebut hanya butuh mengisi selembar info imigrasi saja. Petugas hanya menanyakan departemen atau agency mana. Tidak lama paspor di stempel dan saya melenggang keluar lewat jalur khusus.
Bandara Casablanca sendiri terletak sedikit di luar kota casablanca kurang lebih 25 km. Bandara ini bernama Mohammed V, diambil dari salah satu nama raja Maroko dengan kode airport CMN. Untuk menuju kota Casablanca sendiri ada empat alternatif transportasi naik bus, kereta, taksi atau rental mobil. Kalau naik kereta kira-kira butuh waktu 30 menit untuk sampai centre ville dengan biaya sekitar 5 USD atau 40 Morrocan Dirham (MAD) untuk tiket kelas 2, dan sekitar 60 Dirham untuk tiket kelas 1. Jika naik taksi butuh biaya sekitar 25 USD dengan waktu 35-40 menit untuk sampai centre ville. Selain itu rental mobil juga tersedia seperti Avis, Hertz dan lainnya. Kalau mau coba naik bus, waktu perjalanan bisa mencapai 1 jam dengan biaya 30 Dirham, bus dikelola perusahaan CTM.
Airport Casablanca tidak ada fasilitas penitipan bagasi, jadi kalau punya waktu transit lebih dari 6 jam bisa jalan-jalan ke kota. Nah, kalau naik kereta kita bisa turun di stasiun Casa Voyageurs di pusat kota. Stasiun ini juga stasiun yang menghubungkan kota-kota lain di Maroko seperti Fez, Marrakesh dan lainnya. Di stasiun ini ada tempat penitipan bagasi. Untuk pengumuman publik (PA) bahasa yang digunakan Bahasa Perancis dan Arab dan kurang jelas juga hehehe.
Di Kota Casablanca sendiri tidak ada Rick’s Cafe seperti di film klasik Casablanca (film ini banyak mengambil gambar di Tangier bukan di Casablanca). Kota ini juga tidak seperti mal Kokas yang didominasi warna biru.
Casablanca sendiri kota yang cukup tenang, dengan deretan rumah bergaya mediteranian di kiri kanan jalan. Bangunan modern terletak di pinggiran, sementara di tengah kota didominasi bangunan tua.
Tidak banyak obyek wisata yang bisa dilihat sebenarnya disini. Tempat yang biasa dikunjungi masjid Hassan II, Old Medina atau kota tua dengan bangunan art deco, juga ada replika Rick’s cafe. Disini juga banyak dijual souvenir khas Maroko. Tidak jauh dari situ juga terdapat pelabuhan Casablanca. Kalau berjalan agak jauh bisa bermain ke ke pantai Ain Diab yang langsung bertemu samudra atlantik. Arah barat dari mesjid Hassan II terdapat banyak kafe, restaurant, juga night club daerah yang di kenal sebagai La Corniche. Disepanjang jalan dibuat pedestrian yang nyaman dengan taman-taman kecil di sepanjang jalan. Udah dulu ah nanti lanjut lagi.
@patriaguides
Leave a Reply