Selain bekerja sebagai Staff Member dan Non-Staff ada alternatif lain jika rekan-rekan ingin mengabdi secara profesional dalam organisasi PBB. Alternatif ini adalah mengabdi sebagai UN Volunteer (UNV) dan juga menjadi peserta magang (internship), atau menjadi personel yang dikirim oleh negara.
UNV program
UNV program berkantor pusat di Bonn, Jerman dan terwakili di seluruh dunia melalui kantor-kantor UNDP (United Nations Development Programme). UNV program sendiri akan melaporkan seluruh tugasnya kepada Executive Board dari UNDP/UNFPA.
Mereka yang disebut UN Volunteers ini diterjunkan ke lebih dari 130 negara anggota PBB untuk mempromosikan perdamaian, memberdayakan masyarakat, membantu dalam respon bencana dan juga membantu dalam membangun pembangunan dan kehidupan yang berkesinambungan.
Mereka yang diterima dalam UNV program ini memiliki latar belakang profesional yang berbeda-beda tetapi mereka semua adalah katalis perubahan yang positif. Mereka berkontribusi untuk perdamaian dan pembangunan di dunia dan dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam melaksanakan penugasannya. Mereka bekerja langsung di komunitas dengan pemerintag, UN agencies dan masyarakat sipil.
Simak beberapa fakta berikut tentang UNV:
- Delapan (8) dari 10 UNV dari negara-negara berkembang.
- 1/3 dari seluruh UNV bekerja di negaranya sendiri.
- Setiap tahun lebih dari 10.000 orang mendaftarkan dirinya untuk menjadi UNV melalui internet yang dikelola UNV program.
- Setiap tahun kantor UNV di Bonn memobilisasi lebih dari 8.000 personel dari 160 negara untuk penugasan minimal 6 bulan.
- UNV memobilisasi 30% dari staf sipil internasional dalam berbagai misi perdamaian PBB dan 17% dari staf lapangan UNHCR.
Persyaratan umum sebagai UNV:
- Memiliki Ijazah Sarjana atau yang lebih tinggi.
- Memiliki pengalaman profesional minimal 2 tahun.
- Usia minimal 25 tahun saat mendaftar (tidak ada batas akhir usia)
- Kemampuan berbahasa Inggris, Perancis, Arab atau Spanyol.
- Bersedia untuk penempatan jangka pendek (6-12 bulan)
- bersedia untuk ditempatkan di lokasi yang sulit.
Jika rekan-rekan terinspirasi untuk melakukan aksi nyata untuk perdamaian dunia dan pembangunan, silahkan mendaftarkan diri melalui www.unvolunteers.org
Note:
Menjadi seorang UNV bukanlah sebuah karir (saat ini dibatasi sampai delapan tahun saja, dan sedang ada revisi untuk menjadi empat tahun). UNV bukanlah jalan untuk menjadi UN staff member (Anda dapat melamar untuk Posisi di UN sebagai Kandidat Eksternal). Anda diharapkan dapat memenuhi komitmen dan menyelesaikan masa penugasan. Sebagai UNV Anda akan mendapatkan kesempatan dan pengalaman bekerja dalam UN sistem.
Sebagai UNV anda tidak akan menerima gaji, tetapi UN akan memberikan Volunteer Living Allowance (VLA) setiap bulannya yang akan mencakup kebutuhan dasar, perumahan dan keperluan lainnya. UNV juga akan menerima settling-in-grant saat awal penugasan, asuransi jiwa, kesehatan dan permanent disability insurance, tiket pp dan tunjangan lainnya.
Sudah ada banyak rekan dari Indonesia yang mengabdikan dirinya sebagai UNV baik di Indonesia sendiri (melalui UNDP) maupun di berbagai penugasan PBB seperti di misi perdamaian di UNAMID, MONUSCO, MINUSTAH, UNAMA dan lain sebagainya, juga di UN Agency di luar negeri seperti dengan WFP, UNHCR, UNDP. Beberapa diantaranya sudah menjadi UN staff member dari berbagai level.
Untuk informasi lebih lanjut bisa membuka website UN Volunteers atau menghubungi kantor UNDP di Jakarta.
Internship Program:
Jika rekan-rekan berpikiran untuk memasuki dunia diplomasi dan kebijakan publik, menjadi peserta magang atau (intern) mungkin menjadi awal yang bagus. Tujuan dari program magang dengan PBB adalah untuk memberikan gambaran lingkungan kerja PBB sehari-hari. Seorang peserta magang akan diberikan kesempatan nyata untuk bekerja dengan staff UN, bekerja secara langsung dengan Manajemen Senior, menghadiri konferensi yang dihadiri peserta tingkat tinggi, berkontribusi dalam analisa dan melihat kebijakan organisasi.
Persyaratan menjadi Intern:
- Sedang mengikuti program Master atau Doktor, atau dalam tahun terakhir dalam program sarjana, atau dalam waktu satu tahun setelah kelulusan dari program sarjana, master maupun doktor.
- menguasai bahasa Inggris atau Perancis
- Tidak memiliki hubungan keluarga dengan Staf member di UN Secretariat.
Durasi program magang biasanya dua (2) sampai enam (6) bulan. Saat terpilih, kandidat harus segera memulai program magang ini. UN tidak akan membayar peserta magang, semua biaya yang berkaitan dengan perjalanan, asuransi, akomodasi dan juga biaya hidup harus ditanggung sendiri oleh peserta magang atau sponsornya. Peserta magang juga harus mengurus visa sendiri. Jika pernah mendengar berita beberapa waktu lalu ada peserta magang yang tinggal di tenda selama masa magang di UNHQ di Geneva, tentunya yang bersangkutan sudah paham apa yang bisa diharapkan dari UN, hanya saja media juga media sosial yang membesar-besarkan.
Peserta magang juga diharapkan menjaga kerahasiaan semua informasi yang diterima selama masa magang dan tidak boleh mempublikasian informasi tersebut dimanapun dan kapanpun. Beberapa institusi pendidikan tinggi memberikan kredit akademis untuk magang, UN akan memberikan bantuan agar mendapat kredit akademik ini, peserta magang diharapkan memeriksanya dengan pihak universitas tetang kredit akademik.
Untuk yang tertarik untuk menjadi peserta magang dengan UN agencies silahkan hubungi langsung UN agency yang bersangkutan.
Pengiriman oleh Negara
Rekan-rekan mungkin pernah mendengar yang namanya Kontingen Garuda, Military Observer atau Individual Police Officer yang dikirimkan ke sebuah misi perdamaian. Mereka adalah personel yang dikirimkan oleh Negara sebagai perwujudan alinea ke-4 UUD 1945 kita juga atas permintaan dari PBB sendiri.
Pengiriman Kontingen TNI dan POLRI
Indonesia merupakan salah satu negara yang disebut Troops Contributing Country (TCC) dan Police Contributing Country (PCC) karena secara aktif mengirimkan personel militer dan kepolisian untuk turut serta dalam misi perdamaian. Tercatat misi di Kongo, Haiti, Lebanon, Sudan, Republik Afrika Tengah dan Mali adalah negara-negara yang menerima pengiriman pasukan Garuda (Satgas Konga) dan Formed Police Unit (Satgas FPU) dari Indonesia. Besar pasukan juga beragam mulai dari unit kecil sekelas kompi sampai Batalion. Mekanisme tentang pengiriman, kontribusi, tunjangan dan sebagainya tercakup dalam MoU antara pemerintah Indonesia dan PBB.
Pengiriman Individual Personel Militer dan POLRI
Selain personel dalam kelompok seperti di atas, Negara juga mengirimkan personel Militer dan Kepolisian secara Individu. Mereka yang disebut sebagai Military Observer (Milobs), Military Staff Officer (MSO) juga IPO (Individual Police Officer) atau biasa dikenal sebagai Police Adviser. Mereka dikirim dalam jumlah kecil sesuai dengan kuota yang diminta oleh misi yang bersangkutan. Personel ini nantinya akan menerima tunjangan dari UN langsung yang berupa Mission Substitute Allowance (MSA) yang akan dibayarkan tiap bulan. MSA mencakup kebutuhan dasar, akomodasi, dan keperluan lainnya. Besaran MSA antara satu misi dengan misi lain berbeda-beda. Untuk menjadi personel yang dikirim oleh TNI dan POLRI tentu saja ada seleksinya sendiri
Pengiriman Personel Sipil
Yang terbaru adalah pengiriman komponen sipil oleh negara untuk misi perdamaian dan misi politik (Non-Uniformed Civilian Government-Provided Personnel). Kebijakannya baru saja di umumkan awal 2015, dimana metode nya akan sama seperti pengiriman personel individual militer dan polisi dimana personel yang bersangkutan akan menerima MSA dan Pemerintah yang akan melakukan seleksi calon pesertanya.
Apakah ini yang dimaksud dengan pengembangan Kapasitas Sipil, Bagaimana seleksi, administrasinya dan juga mekanisme pengirimannya dari Indonesia saya belum tahu. Dokumen kebijakan ini baru dikeluarkan oleh UN DPKO-DPA-DFS bulan Maret 2015, mungkin rekan dari KEMLU yang bisa menjawabnya.
Leave a Reply